Senin, 26 April 2010

PERPISAHAN SANTRI SATU ABAD


“……Entah berapa juta tetesan air susu bunda kami hisab, entah berapa keringat ayah menetes ke bumi untuk bekerja menafkahi pendidikan kami, sajadah dan pipi ayah bunda yang dibasahi air mata ketika mendoakan kami, namun belum banyak yang bisa kami balas. Demikian juga kepada kepada guru-guru kami, ustadz-ustadzh, dari kanak-kanak sampai sekarang kami telah remaja. Guru-guru kami yang telah mendidik kami selama enam tahun. Tidak jarang kami membalas kebaikan mereka dengan melawan. Alangkah besarnya jasa yang telah mereka berikan. Mereka yang telah mendidik kita, mencurahkan ilmu, hingga kita bisa tamat seperti sekarang……. Buat teman-teman dan adik-adik kami, SELAMAT TINGGAL semua. Jangan lupa doakan kami meraih kesuksesan nanti”.

Demikian antara lain pidato Amelia Rahmi santri kelas VI yang disampaikan dengan sangat sedih dan penuh keharuan yang mengguncang hati dan perasaan para undangan yang hadir dalam acara perpisahan santri kelas VI Madrasah Sumatera Thawalib Parabek Kabupaten Agam yang dilaksanakan di aula Madrasah pada tanggal 25 April 2010.

Ratusan undangan terlihat memadati aula madrasah saat berlangsung acara perpisahan santri satu abad di Pesantren Sumatera Thawalib Parabek. Tampak hadir dalam acara tersebut Bapak Drs. Irsyad dari kantor Kementrian Agama kab. Agam yang sekaligus mewakili Kakanwil Kementrian Agama Sumatera Barat, wali nagari Ladang laweh, Syekh Hamdi Sulaiman (guru bantuan dari niversitas al-Azhar Mesir), Beberapa pengurus yayasan Syekh Ibrahim Musa, pimpinan pondok, pimpinan Madrasah, majelis guru dan karyawan-karyawati Madrasah Sumatera Thawalib Parabek, bahkan Ibuk Ir. Susi Zahrawati Moeis, MT. (Ketua yayasan bidang pendidikan) sengaja datang dari Jakarta untuk mengikuti khidmatnya acara tersebut.

Acara itu juga dihadiri ketua Alumni Sumatera Thawalib Parabek Bapak Drs. Asra Faber (yang juga merupakan Kepala kantor Kementrian Agama Kota Padang Panjang). Demikian juga dengan orang tua santri yang datang dari berbagai daerah Baik dari Sumatera Barat maupun luar Sumatera Barat, seperti Jambi, Muaro Bungo, Pekan Baru dan daerah lainnya.

Perpisahan kali ini dinamakan dengan “Perpisahan Santri Satu Abad”, karena memang tahun ini Madrasah Sumatera Thawalib Parabek akan memasuki usia satu abad. Bahkan persiapan untuk acara se-abad Sumatera Thawalib Parabekpun sudah mulai dipersiapkan. Ini terlihat dari beberapa kali pertemuan alumni. Malah, seminggu yang lalu, beberapa alumni kembali mengadakan pertemuan dalam rangka persiapan acara tersebut.

Menurut wakil pimpinan pondok, buya Deswandi, santriwan dan santriwati yang tamat tahun ini sudah bisa dikatakan sukses. Sebab, tolak ukur keberhasilannya bukan hanya Ujian Nasional, namun keberhasilan tersebut sudah bisa dilihat dari beberapa hal, antara lain :
Pertama, mereka telah mampu menulis karya ilmiah berupa paper dan mampu mempertahankannya di hadapan tim penguji dalam sidang munaqasyah
Kedua, mereka telah mampu menjadi imam, khatib, mengajar di SD, MDA dan SMP, yang telah mereka lakukan selama acara Khidmatul Ummah (seperti KKN di perguruan tinggi).
Ketiga, mereka juga sudah pernah menjadi guru kader selama satu tahun. Sebab, selama kelas VI, satu kali seminggu mereka sudah mulai diterjunkan mengajar di kelas I sampai kelas V.

Oleh sebab itu, besar harapan kita semoga santriwan dan santriwati yang tamat tahun ini akan semakin meraih kesuksesan nantinya. Kesuksesan tersebut tentunya tidak hanya diukur dari aspek akademik saja. Namun, juga dibuktikan dengan sikap istiqamah mereka dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Islam yang sudah mereka dalami selama ini. Kita tentu sangat kecewa, ketika sudah melebur kembali dengan masyarakat, mereka kembali melupakan budaya-budaya pesantren yang selama ini mereka pegang, dengan tetap berpakain secara Islami, berakhlaqul karimah dan selalu taat menjalankan ibadah. Sukses buat PERPISAHAN SANTRI SATU ABAD. Amin.

2 komentar:

silaturahim sobat. terimakasih kunjungannya..
semoga makin sukses

salam kenal sobat...

keep post aja... :)

Posting Komentar