Sabtu, 18 April 2009

PESAN BUAT PARA POLITISI ISLAM

Oleh : Ujang, S.Th.I


Para pembaca sekalian…….! Tanggal 19 April ini saya akan absen dulu dari dunia blogging. Karena saya akan mendampingi santriwan/wati kelas V (Tingkat II Aliyah) Madrasah Sumatera Thawalib Parabek dalam acara Khidmatul Ummah (Pengabdian Masyarakat selama sepuluh hari di Nagari Nan Tujuah Kecamatan Palupuah Kabupaten Agam Sumatera Barat. Malam ini (16 April) saya baru ingat, bahwa selepas PEMILU kemaren belum sempat membuat komentar apapun. Terlebih lagi di tengah hangatnya perbincangan tentang CAPRES dan CAWAPRES. Sebab sebagai anak bangsa……..heh heh……heh.…saya juga khawatir kalau tokoh-tokoh kita, para politisi Islam khususnya keliru dalam menentukan langkah.


Para Pembaca yang budiman…………!


PEMILU Legislatif usai sudah dengan kemenangan sebagaimana yang diprediksikan hasil Quick Count diraih oleh Partai Demokrat, GOLKAR, PDI-P, PKS, PAN, dsb. Meskipun muncul berbagai manuver dari pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat terjadinya beberapa kekurangan dalam pesta demokrasi tanggal 9 April lalu. Namun, satu hal yang harus diakui adalah ternyata Pak SBY yang dulu juga telah memenangkan Pilpres secara langsung pertama di negeri ini masih dianggap figur yang paling disukai rakyat.


Hal ini dibuktikan dari peningkatan yang sangat besar yang telah diperoleh Partai Demokrat dalam PEMILU ini. Tentunya, saya yakin kemenangan yang sangat besar ini tidak semata karena para calegnya. Tapi justeru lebih disebabkan karena masih besarnya kepercayaan rakyat Indonesia terhadap kepemimpinan Pak SBY. Walaupun secara jujur diakui masih banyak berbagai kekurangan yang terjadi selama kepemimpinan beliau.


Menarik sekali menyimak wawancara Pak Amien Rais (Bapak bangsa dan tokoh reformasi yang telah menjadi King Maker bangsa ini sejak era reformasi) dalam sebuah acara di Metro TV minggu ini. Menurutnya, meskipun secara umum capres-capres sekarang masih banyak yang memiliki kekurangan, namun dalam fiqh islam dianjurkan untuk memilih yang paling sedikit mudharatnya.


Statement tersebut sangat logis sekali, mengingat saat ini memang berbagai tokoh politisi sedang hangat-hangatnya memperbincangkan Capres dan cawapres yang akan bertanding bulan Juni yang akan datang. Sehingga, berbagai kalangan sudah sibuk mengadakan berbagai pertemuan guna menjalin kekuatan dan dukungan.


Namun demikian, kita juga agak kecewa melihat sebagian politisi justeru menggunakan momen ini untuk sekedar memikirkan kursi menteri dalam kabinet sehingga belum menampakkan kemandiriannya dalam menentukan sikap. Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah munculnya beberapa manuver yang menolak hasil PEMILU. Sungguh sangat memprihatinkan sekali bukan……?


Padahal PEMILU kemaren sudah menghabiskan biaya yang sangat besar. Apakah dengan diulangnya PEMILU akan bisa menyelamatkan dari berbagai kekurangan tersebut? Menurut saya, selagi akar masalahnya masih menyangkut Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan bukan terlalu berhubungan dengan penggelambungan suara, maka semestinya kita bisa memahaminya dengan catatan, dalam Pemilihan Presiden nanti hal itu tidak terulang lagi.


Terakhir, buat saudara-saudaraku para politisi Islam, terutama lagi mereka yang berasal dari Partai Islam maupun yang berbasis massa Islam, marilah kita berfikir tentang siapa yang paling layak untuk memimpin bangsa ini ke depan. Berdasarkan realitas hasil PEMILU, menurut saya peluang terbesar itu masih dimiliki Pak SBY. Oleh sebab itu, tugas selanjutnya ialah siapa yang akan mendampinginya. Apakah masih melanjutkan duet dengan Pak JK sekarang atau perlu ada alternatif lain dengan memasangkan Pak SBY dengan Pak Hidayat Nur Wahid misalnya.


Mungkin demikian dulu komentar dan pesan saya buat bapak-bapak kita di sana. Karena Ahad besok saya harus segera berangkat ke lokasi Khidmatul Ummah. Jadi saya juga mohon doa dari para blogger dan penjelajah dunia maya semua. Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu…! Allahu Akbar.



0 komentar:

Posting Komentar